Salah satu metode bercocok tanam yang sedang booming saat ini adalah Hidroponik. Dengan metode hidroponik, lahan terbatas seperti perumahan yang luas tanah keseluruhannya yang umumnya hanya 60 m2 bisa dilakukan tanpa masalah, salah satunya adalah penduduk desa Karangraharja yang tinggal di perumahan Puri Mutiara Indah Jl Cakalang 9 Blok CO sebagai contohnya.
Kebun Hidroponik |
Melihat istrinya tertarik dengan hidroponik, lalu pak Jauhari nama sang pemilik tersebut mengambil pipa bekas talang sisa renovasi rumah yang tidak dipakai lagi. Hanya bermodal peralatan sederhana, yaitu pipa besi panas dan gelas plastik bekas mulailah keluarga itu menekuni usaha hidroponik.
Kini instalasi pipa yang sudah dimiliki ada 10 pipa dan ditanami sayuran sawi Pakcoy dan sawi Caisim.
Hasil panen dari sayuran hidroponik itu dijual ke penduduk desa Karangraharja, bahkan mencapai perumahan Bumi Citra Lestari (BCL) yang terletak di desa Waluya.
Dengan memberi label "HAKARI" pada produk sayurannya, keluarga tersebut bisa membayar listrik dan air setiap bulannya dari hasil penjualan sayuran hidroponik
"Hakari merupakan singkatan dari Hasil Kebun Sendiri," kata sang pemilik kebun sambil tertawa. Untuk kedepannya harapan pak Jauhari adalah perhatian dari pemerintah soal pembinaan dan permodalan, terutama pemasaran
Kendala yang dihadapi dalam bercocok tanam secara hidroponik di atas atap adalah angin yang cukup kencang, sehingga tanaman sayuran bisa tercabut dari netpotnya, hal ini masih menjadi kendala bagi pak Jauhari untuk mengembangkan sayuran hidroponiknya